Magister Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Budaya Undip telah melangsungkan acara Visiting Profesor General Lecture pada Kamis, 4 Agustus 2022. Pada kesempatan tersebut, telah hadir pemateri Prof. Dr. Tatiana Denisova dari University of Technology Malaysia, Dr. Surya Suryadi, M.A dari Leiden University, dan Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum. dari Universitas Diponegoro. Acara kali ini mengusung tema “Sastra dan Budaya Nusantara sebagai Modal Indonesia dan Asia di Era Kekinian”. Acara berlangsung dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dipandu oleh Indah Sri Nofitasari selaku MC, dan Marta Widyawati,M.Hum sebagai moderator. Dr. M.Suryadi.M.Hum selaku kepala Departemen Magister Ilmu Susastra memberikan sambutan hangatnya pada sesi pembukaan dan disusul dengan sambutan dari Dr. Nurhayati, M.Hum. selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Sebagai pakar sejarah dunia Melayu, Prof.Dr. Tatiana Denisova secara spesifik membahas tentang refleksi historiografi Alam Melayu. Beliau menyatakan bahwa historiografi Melayu Islam merupakan cermin yang merefleksikan peradaban Melayu selama ratusan tahun. Hal tersebutlah yang menyebabkan teks-teks sejarah menjadi sumber yang terpenting dalam memahami orang Melayu, termasuk sebagai jalan bagi orang Melayu untuk memahami dirinya. “Sifat dan keunikan historiografi Melayu menunjukkan bahwa masyarakat Melayu memang mempunyai kefahaman sejarah dan konsep historiografi tersendiri” Ungkap Prof.Dr. Tatiana Denisova.
Selanjutnya pada sesi materi kedua, Dr. Suryadi, M.A dari Leiden University menyoroti tentang kekayaan keragaman Indonesia yang berpotensi untuk digunakan sebagai soft power bagi Indonesia. Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia, meskipun demikian, masih terdapat banyak tantangan yang perlu diselesaikan agar potensi tersebut dapat muncul secara maksimal.
“Hal yang ideal menurut saya adalah mencari kembali, memanfaatkan, menyadari kembali kekhasan budaya kita baik dari segi fisik maupun nonfisik tanpa membatasi pengaruh-pengaruh luar yang bermanfaat bagi kita seperti islam dan modernisme barat, tetapi yang cocok dengan kita, dalam kerangka itu kita mengaktifkan potensi softpower kita ini, dan insyaallah pada suatu saat Indonesia akan menjadi bagian sudut pandang mata dunia yang langsung atau tidak akan memberi kesejahteraan kepada bangsa ini, saya rasa kita punya potensi yang besar akan hal ini tetapi kita harus hati-hati jangan jangan sampai terjadi penyeragaman” tegas Dr. Suryadi,M.A. Dr. Suryadi, M.A juga menekankan pentingnya penguatan identitas nasional tanpa meninggalkan identitas regional. Menurutnya, kedua hal tersebut harus sama-sama mendapatkan perhatian.
Berbeda dengan pemateri sebelumnya, Dr.Sukarjo Waluyo, M.Hum. sebagai pemateri ketiga memfokuskan pembahasan pada potensi yang dimiliki wilayah Jawa Pesisir. Menurut Dr. Sukarjo Waluyo, M.Hum, oral story dan material culture di Jawa Pesisir dapat diberdayakan sebagai pembangun identitas wilayah kekinian. Secara spesifik, Beliau menyampaikan bahwa kawasan Muria memiliki budaya lokal yang khas yang dapat digunakan sebagai modal untuk pembangunan destinasi wisata dan ekonomi rakyat. Kapitalisasi sejarah, sastra, dan budaya lokal dapat diarahkan pada tujuan pelestarian budaya yang juga berdampak pada peningkatan taraf ekonomi masyarakatnya. “Kita sekarang ketemu satu era baru dimana dunia yang lebih demokratis dan jangkauan yang lebih luas, maka potensi lokal di Jawa Muria misalkan, itu suatu harta karun, baik material culture, oral story, kesenian ,filosofis, tokoh lokal yang fantastis dan heroik yang sekarang bergerak dibangun sebagai ikon kota, ikon wisata bahkan ekonomi rakyat, ”. Lebih lanjut, Dr .Sukarjo Waluyo, M.Hum menyatakan “Saya yakin itu suatu kesempatan, bentuk aktualiasasi, ekpresi dan bahkan representasi budaya yang jika diberi ruang akan bisa maju tidak hanya menjadi kekayaan wilayah bisa menjadi kekayaan nasional bahkan bisa kita ekspor kekayaan kita yang luar biasa ini, sehingga daerah kita yang selama ini kurang mendapat perhatian bisa tampil beda. Saya berharap akan muncul daerah atau wilayah baru yang jadi destinasi wisata maupun ekonomi rakyat baru” Ungkap Dr.Sukarjo Waluyo, M.Hum dalam closing statement.
Materi yang telah disampaikan oleh ketiga pembicara mendapat respon positif dari peserta seminar. Hal tersebut dibuktikan melalui banyaknya pertanyaan yang muncul baik dari kolom komentar maupun pertanyaan secara langsung. Pada akhir acara, ketua program studi magister Ilmu Susastra memberikan sertifikat secara simbolik yang disertai dengan ucapan terima kasih dan harapan agar dapat terus menjalin kerjasama dengan para pemateri.
Komentar Terbaru