Program studi Magister Ilmu Susastra melaksanakan kegiatan Studium Generale dengan judul Sastra dan Filologi dalam Perspektif Semiotika pada Jumat, 7 Juli 2023 pukul 13.00 WIB yang dilakukan secara hybrid. Kegiatan studium generale ini diikuti oleh 157 peserta dari berbagai instansi seperti Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Indonesia, Universitas Muria Kudus, UIN Salatiga, Universitas Gadjah Mada dan instansi lainnya.
Pembicara yang diundang pada acara ini adalah Dr. Ari Jogaiswara Adipuwadijana dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Prof. Oman Fathurohman dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Dr. Ken Widyatwati, M.Hum. selaku Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Dr. Ari Jogaiswara Adipurwawidjana dalam pemaparan materinya menyampaikan,”Semiotika itu apa, apa objeknya dan bagaimana metodenya? Jika semiotika itu “sebuah teori umum tentang proses penandaan,” adakah cara lan melakukan kajian terhadap teks sastra, produk budaya dan praktik sosial? Adakah tempat khusus bagi sastra (dan mungkin seni secara umum) dalam semiotika?”
“Kalau sebelumnya sudah dijelaskan Dr. Ari tentang semiotika dari berbagai tokoh, yang perlu diketahui dalam filologi adalah suntingan teks, bagaimana kita memeahami tanda dalam teks untuk menafsirkan isi teks sastra. Teks akan memasuki sosiologi sejarah membawa pada peradaban manusia. Fiilologi adalah mengkritik teks dengan urutan : menjelaskan, menafsirkan, mereproduksi, merekontruksi dan kontekstualisasi”, Prof. Oman Fatrurahman dalam penyampaiannya di kuliah umum tersebut.
Menurut Dr. Ken Widyatwati, “Semiotika tidak bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dalam kebudayaan dan masyarakat. Semiotika memiliki hubungan dengan ilmu lainnya dalam kehidupan sosial. Roland Barthes misal mengangkat masalah-masalah perancis pada masa itu dan menganalisis signifikansi budayanya. Tanda mempunya glamour kulturalnya sendiri. Contoh kamboja dipandang berbeda di jawa dan berbeda pula di Bali. Ini terkait erat dengan mitos dll. Termasuk pemakaian keris dalam budaya jawa, beda macam keris beda penggunaan, beda posisi penggunaan beda fungsinya”.
Komentar Terbaru