Semarang, 2 Oktober 2025 – Program Magister Susastra Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro menggelar kegiatan Visiting Professor dengan tema “Representation of Woman in Literature: A Study of Feminism and Media”. Acara yang berlangsung pada Kamis pagi ini dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, S.S., M.Hum., yang menegaskan bahwa forum akademik semacam ini sangat penting untuk memperkaya perspektif mahasiswa sekaligus memperluas jejaring internasional.

“Diskusi lintas budaya dan disiplin membuka jalan bagi pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana perempuan direpresentasikan dalam sastra dan media. Ini adalah kesempatan berharga bagi kita semua,” ujar Prof. Alamsyah dalam sambutannya.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakang akademik internasional dan nasional:

  • Iskandar Zulkarnain, Ph.D. (Media and Society Program, Hobart and William Smith Colleges, Amerika Serikat) memaparkan materi berjudul “Feminist Perspectives on Film and Video Games”. Ia menyoroti bagaimana media populer, seperti film dan video game, tidak hanya mereproduksi stereotip gender, tetapi juga dapat menjadi ruang untuk resistensi dan pemberdayaan. “Video game tidak sekadar hiburan; ia juga bisa menjadi arena di mana wacana feminisme diuji, dipertanyakan, bahkan diperdebatkan,”
  • Ankita Rathour, Ph.D. (School of Literature, Media, and Communication, Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat) membawakan topik “The Woman of Khwaja Ahmed Abbas’s Postcolonial India”. Ia menyoroti tokoh perempuan dalam karya pascakolonial India yang menggambarkan perjuangan identitas, ketidakadilan sosial, dan dinamika politik. “Perempuan dalam karya Abbas bukan hanya figur domestik, tetapi juga simbol perjuangan dan resistensi,”
  • Ratna Asmarani, M.Ed., M.Hum. (Faculty of Humanities, Universitas Diponegoro, Indonesia) menyajikan makalah berjudul “The Portrayal of Feminism and LGBT in Some Novels: A Personal Tracing”. Ia mengajak peserta menelusuri representasi feminisme dan LGBT dalam beberapa karya sastra kontemporer, sekaligus menekankan pentingnya membaca sastra sebagai ruang ekspresi identitas.

Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa Magister Susastra, dosen FIB, serta mahasiswa Undip lintas jurusan ini berlangsung penuh antusiasme. Sesi diskusi interaktif menjadi sorotan utama. Mahasiswa bertanya tentang bagaimana feminisme dapat dilihat dalam budaya digital, bagaimana sastra pascakolonial membentuk narasi perempuan, hingga bagaimana karya sastra dapat berfungsi sebagai sarana advokasi isu-isu gender.

Salah satu peserta, mahasiswa Magister Susastra, menyampaikan kesannya: “Kegiatan ini membuka mata kami bahwa representasi perempuan dalam media bukan sekadar persoalan teks, melainkan juga persoalan politik, budaya, dan identitas. Diskusinya sangat memperkaya wawasan kami.”

Dengan menghadirkan narasumber dari berbagai institusi dan perspektif, acara ini menegaskan posisi Magister Susastra FIB Undip sebagai program studi yang aktif mengembangkan diskursus global dalam studi sastra, feminisme, dan media. Kegiatan Visiting Professor diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman akademik yang berharga, tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk terus terlibat dalam penelitian kritis yang relevan dengan perkembangan zaman.